Laman

Minggu, 26 Oktober 2008

Bisnis Isi Ulang Tinta Dari Veneta System

Veneta System sukses menjalankan bisnis isi ulang (refill) tinta printer baik toner, catridge maupun ribbon. Para Calon Franchisee diundang untuk membeli lisensinya. Sebuah peluang investasi yang menarik. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 secara tidak langsung berpengaruh terhadap prilaku konsumen atau pemakai tinta printer, khususnya pemakai tinta printer original yang harganya cukup tinggi.

Namun kendati krisis menerpa, permintaan pasar Indonesia untuk produk ini tetap tinggi. Oleh karenanya perlu suatu manuver untuk mencari solusi. Kalau sebelumnya mereka menggunakan tinta printer asli, kini mereka mulai beralih untuk menggunakan tinta regenerasi, yakni isi ulang (refill) atau produk-produk remanufactured demi efisiensi pemakaian alat kantor . Veneta System yang ahli refill tinta printer, baik untuk laser jet (toner) maupun inkjet (cartridge) hadir di Indonesia tepat pada waktunya untuk memberikan solusi bagi konsumen modern.

Menurut Direktur Veneta System, Adrianus Widjaja, karena kondisi di ataslah Veneta System hadir di Indonesia selain mengusung brand yang tinggi juga teknologi Eropa untuk produk mengisian ulang tinta printer berbagai merk dan type.” Adrianus juga mamaparkan bahwa dari hasil survai yang dilakukan oleh Veneta System sebelum terjun ke bidang usaha ini, tampak terlihat adanya suatu potensi pasar yang cukup besar dengan suatu tuntutan kualitas hasil kerja yang baik dengan harga terjangkau untuk bidang isi ulang tinta ini.

Oleh karenanya, dari sekian banyak pilihan yang ditawarkan, pihak manajemen mengambil konsep usaha dan teknologi Veneta System yang telah terbukti berkembang di Italy dan negara-negara lain di Eropa umumnya. “Veneta System berkembang cukup baik, terbukti dengan meningkatnya jumlah pelanggan yang menggunakan jasa isi ulang tinta printer ini ke toko-toko Veneta System,” kata Adrianus. Menurut Adrianus Veneta System tak diragukan lagi kehandalannya. Selain secara teknologi mendapat dukungan dari Veneta System di kantor pusatnya di Jakarta, seluruh jaringan toko juga memberikan dukungan kualitas dan layanan purna jual yang tak mengecewakan.

Sebagai perusahaan yang memberikan hak waralaba, Veneta System bukan sekedar pusat isi ulang tinta printer, melainkan juga merupakan sebuah system dan konsep usaha. “Yang dijual Veneta adalah sebuah system baik itu system pemasaran maupun franchise yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar Indonesia,” kata Adrianus.Untuk pasar Indonesia waralaba Veneta System (franchise) sudah mulai dikembangan dan ditawarkan ke publik pada pertengahan tahun 2003.

Sebelum mereka sampai pada keputusan “go franchise” ini, manajemen telah melakukan riset pemasaran yang cukup serius selama setahun baik terhadap produk, teknologi maupun konsep usahannya. “Sampai saat ini, Veneta System telah mengoperasikan lebih dari empat puluh outlet diberbagai kota di Indonesia, dan akan terus berkembang ke seluruh pelosok di tanah air”, katanya optimis.Menurut Adrianus, Veneta System bukan saja sebuah jaringan pemasaran satu produk, tapi sebuah konsep nilai sebuah merek (brand value). Dan ketika sebuah brand semakin berharga, maka nilai satu perusahaan semakin tinggi. Karena “value” inilah maka vaneta System berani mengembangkan diri dengan pola waralaba.

Untuk menjaga kebutuhan nilai ini maka Adrianus sangat ketat dalam menentukan standar bagi seorang calon pewaralaba. Persyaratan itu misalnya, termasuk tampilan fisik sebuah outlet, gaya arsitekturnya, jenis dan spesialisasi usaha, konsep dagang, kebijakan usaha, bahkan pelatihan untuk sumber daya manusia hingga pada pengenalan mesin-mesin pengisi-ulang (refill) tinta terbaru.Adrianus memberikan gambaran, harga jual waralaba Veneta System relatif murah dibandingkan dengan investasi waralaba pada umumnya.

Besar investasi yang harus dikeluarkan oleh calon pewaralaba sangat tergantung dari luas toko dan kelengkapannya. Veneta hanya memberikan arahan bagi pembangunan outletnya. Untuk biaya awal waralaba (franchise fee) berlaku untuk lima tahun dan biaya tersebut termasuk digunakan untuk biaya pelatihan SDM, biaya survey, perlengkapan laboratorium pengisian tinta dan komponen biaya lain.Mahal? Adrianus memastikan nilai tersebut bahkan belum sebanding dengan benefit yang diperoleh pewaralaba. Karena menurut hitungannya, delapan puluh persen dari investasi yang ditanamkan tersebut sebenarnya langsung dinikmati oleh penerima waralaba (franchisee).

Misalnya untuk pemenuhan termasuk stok dan standar design, layout dan image toko. Dan yang menggembirakan Adrianus memperkirakan hanya dalam waktu dua tahun investasi bakal balik modal. Sebagai sebuah peluang usaha tentu saja sangat menarik. Di tengah gencarnya pertumbuhan para pesaing sejenis, kini Veneta System telah memiliki jaringan di berbagai kota besar di Indonesia. Menurut Adrianus, untuk mewujudkan pelayanan yang baku tersebut, maka pengawasan manajemen sangat ketat. Dengan konsep yang standar dan sama tersebut, menurut Adrianus setiap outlet akan merasa bahwa mereka bagian dari Veneta System yang baku dan profesional. Khusus untuk outlet-outlet di luar Jabodetabek ada extra cost pada investasi awal. Yaitu biaya survey lokasi dan biaya kunjungan berkala dari manajemen pusat. Sementara untuk semua biaya pengiriman barang akan ditanggung oleh pihak supplier. Melihat trend bisnis di Indonesia, serta maraknya bisnis franchise di Indonesia, adalah tidak salah untuk mempertimbangkan membeli Veneta System sebagai pilihan investasi

Tidak ada komentar: